One and Only
Oleh:
Erliandra O E
Meski
waktu datang dan berlalu sampai kau takan bertahan
Semua
takkan mampu mengubahku
Hanya
kaulah yang ada direlungku
Hanyalah
dirimu mampu membuatku jatuh dan mencinta
Kau
bukan hanya sekedar indah
Kau
takkan terganti… ♪♪♪
Sampai
kapan kamu akan terus memutar lagu itu sa? Lihat sudah jam berapa ini, sudah
malam begini dari tadi belum ada satu pun tugas yang kamu kerjakan. Bahkan
tugas kelompok kita buat besok yang seharusnya giliran kamu yang mengerjakan,
malah diangurkan saja sejak tadi. “ujar kinanti, sambil mengambil handphone ku
dan mematikan lagu yang lagi asik aku dengarkan”
Uhhh….
Dasar kinanti bawel, tidak bisa melihat temannya senang sedikit. “ujarku, dalam
hati”. Iya kinanti teman kosan ku yang paling cantik, ini aku kerjakan tugas
kelompoknya yaaa BAWEL!. “ujarku, kepada kinanti”. Tapi ngomong-ngomong entah
kenapa, aku jadi sering memutar lagu ini sejak tadi pagi itu pun karena aku
tidak sengaja mendengar lagu ini di jalan. Mungkin aku hanya menyukai irama
dari lagunya, liriknya? Ah entahlah itu untuk siapa.
.
. . . . . . . . . .
Resaaaa......
Bangun!!! “Ujar kinanti, sambil menarik guling ku”. Jam berapa ini? “Tanyaku
kepada kinanti”. Jam 9.10 “jawab kinanti”. Serius kamu ti? Kenapa baru
membangunkan ku jam segini, kita masuk kelas jam 9.30. Aku belum mandi, dan….
Astaga tugas kelompok kita belum semuanya aku selesai kan semalam. “ujarku,
sambil mengacak-acak kertas tugas yang masih berantakan sejak tadi malam”.
Kinanti pun hanya menatapku kesal dan langsung keluar meninggalkan kamar
kosanku. 20 menit kemudian, tugas kelompok ku selesai. Tepat pukul 9.30 semua
tugas selesai. Aku beranjak dan langsung membereskan tugas-tugas kemudian memasukkannya
kedalam tas dan berlari sekencang yang aku bisa. Mandi? Oke, Skip mandi untuk
pagi ini.
Pukul
9.33 aku sampai kelas dengan nafas yang tinggal sisanya. Kosan ku memang sangat
dekat dengan kampus. Beruntung dosen belum ada dikelas. Tak berapa lama setelah aku duduk dan meminta minum kepada
kinanti, si Asep ketua kelas kami, masuk dan memberi kabar bahwa dosen mata
kuliah pertama, dosen yang beberapa hari lalu mewanti-wanti kita untuk
mengerjakan tugas kelompok dengan benar, dosen yang bilang bahwa tidak ada
toleransi waktu dalam pengerjaan tugas, yang apabila kita telat maka… “BYE”
nilai kita, ternyata “Tidak hadir hari ini dikarenakan beliau sedang pergi
keluar kota”. “EM…” “ujarku, dalam hati”.
Dosen
tercinta banget lah emang dia sa, iya kan? Hahahaha. “ujar kinanti, mengejek
ku”. Eh ngomong-ngomong ini tugas kelompok kita kok bisa selesai? Cepat banget
kamu mengerjakan tugasnya, padahal tadi aku membangunkan kamu jam 9.10 terus
kamu sampai kelas jam setengah sepuluh lewat, kok bisa? Belum lagi kamu
mandinya, atau jangan-jangan kamu enggak mandi ya? “Tanya kinanti, setengah
mengejek”. Udah selesai nanyanya? Udah selesai nuduh orang enggak mandinya? Yang
penting tugas kelompok sudah ku selesaikan semua, terus… nih cium nih cium
enggak kecium emang aku udah wangi banget kayak gini juga. “ujarku, dengan
sedikit kebohongan”. Sedikit? Iya sedikit iya hahaha.
.
. . . . . . . . .
Akhirnya
dari pada bosan di kelas, kinanti mengajakku ke gelanggang olahraga yang
tempatnya tidak terlalu jauh dari gedung fakultas kami. Disana sedang ada
kompetisi futsal antar universitas. Setelah membeli makanan ringan didepan
gelanggan olahraga, Aku dan Kinanti langsung masuk dan menyusul teman-teman
kelas yang lainnya yang sudah terlebih dulu sampai di GOR. Belum sempat duduk
dengan nyaman, tiba-tiba mataku menuju keseseorang, seseorang yang belum pernah
aku lihat sebelumnya, mungkin dia mahasiswa dari universitas lain yang sedang
mengikuti kompetisi di universitas kami.
Sa…
makan sendirian aja, bagi-bagi sini makanannya. “ujar Rio, sambil merampas
makanan dari tangganku”. Kinanti mana yo. “tanyaku kepada Rio”. Ternyata
kinanti sedang bersama sinta duduk dibelakang beberapa baris dari tempat ku
duduk. Aku pun langsung menghampiri kinanti dan membisikkan sesuatu ke Kinanti.
Ti liat cowok itu deh (cowok yang sempat ku lihat tadi), dia mirip vokalis band
… itu masa. “ujarku ke kinanti”. Kamu jauh-jauh pindah kebelakang Cuma mau
bilang itu doang? Yang mana sih? Oh yang itu. Iya emang? Masa sih? Emang mirip?
Mmmm iya sih sedikit. “ujar kinanti”. Eh sa yang itu bukan Sa? Yang pake jaket
biru ya Sa? Sa kok ganteng ya Sa hahaha “ujar Sinta”. Lah “tengokku, ke sinta”.
Sinta dan kinanti, dua orang yang paling dekat dengan aku di kelas. Kalau soal
liat cowok ganteng aja nomor satu. “ujarku, ke sinta”.
Woy
udah ada dosen… liat grup kelas, si ucup bilang dosen udah ada dikelas “teriak
Bintang”. Semua langsung rusuh seketika, padahal lagi asik-asiknya nonton futsal.
Saat itu pun si sinta menarik kerudung ku dari belakang “Sa tunggu… itu si
cowok tadi, yang tadi itu, tuh liat itu. Dia baru mau mulai futsal sa setelah
ini, tuh kan malah engga bisa nonton kita sa. Sa liat kostum belakangnya sa ada
namanya”.
. . . . . . . . . .
Pukul
15.30 mata kuliah terakhir selesai. Karena besok hari sabtu dan besok tidak ada jadwal kuliah, aku mengajak Sinta
dan Kinanti untuk berjalan-jalan, tidak langsung balik kekosan. Sin, Ti makan
cari makan yuk didepan kampus sekalian jalan, jangan langsung balik kekosan.
Besok kita engga ada jadwal ngampus ini kan “Ajakku, ke Sinta dan Kinanti”.
Sesampainya ditempat makan. Ternyata tempat makan yang biasa aku kesana bersama
Kinanti dan Sinta penuh sekali, mungkin karena ada kompetisi futsal antar
universitas jadi lebih ramai dari biasanya.
Duh
apa apaan sih nih, ini tempat makan apa pasar malam sih ramai banget. Pindah
aja yuk sa, jangan disini. Cari tempat makan yang lain. “Ujar Sinta, dan Kinanti
pun mengiyakan”. Yahhh tapi aku lagi pengen banget ayam bakar disini Sin,
disini aja sih, bentar lagi juga sepi. Tuh cepet masuk yuk, disebelah sana ada
tempat duduk yang kosong tuh, yuk yuk. “Ajakku, ke Sinta dan Kinanti”. Setelah
kami duduk, kami pun langsung memesan makanan. Kemudian…. ada beberapa cowok
yang masuk dan duduk disebelah meja, and do yo know who’s there? Yap, dia salah
satunya. Seseorang yang namanya baru saja masuk kerekaman bagian otakku tadi
pagi J
Saaa….
Liat sa sebelah cepet, kamu tau itu siapa… “Bisik sinta, kepada ku”. Itu yang
tadi pagi kamu bilang mirip siapa itu sa. “Kinanti menimpali”. Iya si Reza
namanya, tadi aku sempet liat namanya dibelakang kostum futsalnya. Duh jodoh
kali ya, tadi pagi ketemu terus sekarang ketemu lagi. “Ujar sinta, sambil
tersenyum menjengkelkan”. Maybe. “Jawabku”.
Kami
bertiga lebih dahulu menyelesaikan makan dengan sempurna hahaha, namanya juga
anak kosan kalo ada makanan ya langsung cepat habis dan harus habis karena
kalau kita menyisakan makanan, kita akan merasa sangat bersalah ketika lapar
melanda dikala tak ada makanan sedikit pun dikosan. Maka saat itu pula kita
bersumpah sumpah menyesal karena tak menghabiskan makanan. Meja makan kita
deket dengan pintu samping bagian tempat makan, belum genap kaki melangkah
keluar pintu tempat makan itu, tiba-tiba…..
“Eh
tunggu….”. Aku samar samar mendengar suaranya, namun aku tetap melangkah
keluar. Tapi suara itu semakin kencang dan aku pun menoleh kebelakang. “Tunggu”
perintanya. Ternyata… itu Reza pemain futsal dengan nomor punggung 32. Aku
sedikit bingung, kemudian aku bertanya “Iya kenapa?”. Ini kau meninggalkan
dompet mu dimeja, benarkan ini milik mu? “Tanyanya”. Eh iyaa ini dompet mu kan
sa, Thanks yaa. “Ujar sinta, dengan semangat yang berlebihan”. Aku baru ingat
tadi aku sempat mengeluarkan dompet ku dari tas, tapi sepertinya aku lupa
memasukkan lagi dompet ku ke tas, by the way Thanks yaa. “Ujarku”. Iya sama
sama ya, lain kali jangan sampai lupa sama dompetnya hahaha. “Guraunya”.
Astagaaaaa dia manis banget yaa. “Ujar kinanti dan sinta”.
Akhirnya
sampai kosan juga.”Ujar sinta”. Lebay banget kamu sin, tempat makan tadi sama
kosan juga engga jauh banget kan. “sanggah Kinanti”. Udah masuk sini, tutup
pintu kamarnya cepat banyak nyamuk nanti. “ujarku”. Hari ini kami sepakat untuk
yang mandi lebih dulu itu aku kemudian kinanti dan terakhir sinta. Kinanti
sempat mengejek ku dan menyuruh ku mandi duluan karena tadi pagi aku tak sempat
mandi pagi hehehehe.
Lamaku memendam rasa di dada
Mengagumi indahmu wahai jelita
Tak dapat lagi kuucap kata
Bisuku diam mempesona
Dan andai suatu hari nanti kau jadi
miliku
Tak akan kulepas dirimu kasih
Dan bila waktu mengijinkanku untuk
menunggu dirimu
Kurasa ku tlah jatuh cinta
Pada pandangan yang pertama
Sulit bagiku untuk bisa
Berhenti mengagumi dirinya
Seiring dengan berjalannya waktu
Akhirnya kita berdua bertemu
Oh diriku tersipu malu
Melihat sikapmu yang lucu
Oh tuhan tolonglah diriku
Tuk membuatnya menjadi milikku
Sayangku
Kasihku
Oh cintaku
He’s all that I need. ♪♪♪
Jadi
itu lagu yang sejak aku dikamar mandi sampai aku selesai mandi dinyanyikan oleh
mereka berdua. Mungkin mereka kekenyangan ayam bakar yang barusan kami makanan
tadi atau mungkin mereka ketempelan makhluk halus saat kami jalan pulang tadi
sore, entahlah. Eh sa lagunya pas banget nih buat si 32 tadi hahaha “ejek
kinanti”. Emmm “Jawabku”. Besokan libur ya, nonton film yuk dilaptop mu sa, nih
aku ada film baru dari asep tadi pagi. “Ujar Sinta”. Iya, kalian mandi dulu
tapi sana, setelah semua mandi baru kita nonton. “Ujarkku”.
. . . . . . . . . . . .
Nonton
apa nih kita Drama? Action? Horor? “Tanyaku”. Mending kita ngedrakor (Drama
Korea). “Ujar sinta”. Ya udah yuk. “Jawabku”. Beberapa jam kemudian, kira-kira
pukul 10.30 malam, ternyata sinta dan kinanti sudah berada dialam mimpi.
Dasarrrrr Kinanti dan Sinta tadi bilang mau tidur malam sekalian menghabiskan
episode drama koreanya, ini baru juga 3 episode udah pada tidur. “Ujarku dalam
hati”. Nonton drama sendirian sepertinya membosankan akhirnya aku login twitter
yang sudah lama tidak aku buka. Ternyata ada beberapa notif dari teman-temanku.
Setelah membalas mention dari merek, tiba tiba aku teringat oleh pemain futsal
dengan nomor punggung 32 tadi. Oke jadi ini mungkin bakat terpendamku menjadi
stalker hehehe.
Aku
search namanya “Reza” tapi cuma itu yang aku tau, nama lengkapnya aku tidak
tahu. Hanya nama Reza yang aku tahu padahal ada beribu ribu orang bernama reza
didunia. Tidak menyerah seperti itu, akhirnya aku mulai mencarinya lewat
universitasnya. Aku cari univeritasnya masih juga sulit ditemukan. Lalu aku
mencoba mencarinya lewat grup futsal uversitasnya dan……. ketemu. Aku dapat
twitternya. Dari twitternya aku tahu nama lengkapnya, jurusan dan fakultasnya,
semua informasinya sampai akun instagram, facebook, sampai blognya. Dan yang
terakhir aku tahu kalau dia……
Jadi
itu namanya, bagus juga namanya. Coba ah cari instagramnya. “Ujarku dalam
hari”. Semua mudah kalo aku sudah menemukan twitternya. Ternyata mereka satu
SMA dan beda universitas sekarang. Yap Delia. Iya namanya Delia. Nama pacarnya
Reza itu Delia.
Woyyyy
ini laptop kenapa ga ada yang matiin, semalaman nyala gini, ini juga twitter
siapa nih? Delia? Delia siapa ini? Anak jurusan apa? Ini siapa yang abis buka
twitter? “Ujar sinta, yang baru saja bangun”. Apaan sih sin berisik banget
pagi-pagi. “Ujar kinanti dengan kesal”. Samar-samar aku mendengar mereka berdua
ribut-ribut. Twitter? Delia? Aku pun langsung kaget terbangun. Eh sini
laptopnya, sini aku yang matiin, tinggal matiin laptop aja pake berisik gitu
sih kamu sin. “ujarku kesal”.
Sampai
siang si Sinta masih bawel menanyakan siapa Delia tapi, awalnya aku tidak
berniat menceritakan ini kemereka, tapi si bawel Sinta memaksa dan akhirnya aku
menceritakan semuanya. Jadi kamu sampe segitunya sa, nyari info tentang dia?
“Tanya Sinta”. Aku cuma iseng doang kok, tadinya mau terusin nonton drama, tapi
engga seru kalo nonton drama sendirian. Lagi pula nanti pasti kamu mengulang
dramanya dari awalkan dan nanti aku tontonnya berulang ulang. “sanggah ku”. Tidak
usah kebanyakan alasan kamu, bilang aja kalau kamu suka kan sama dia. “Ejek
Sinta”. Apanya yang suka baru juga ketemu kemarin, sempat ngobrol juga
gara-gara dompet ku ketinggalan dan dia yang mengantarkannya kepada ku, ya kali
aku langsung suka sama dia gitu “ujark ku”.
. . . . . . . . . . .
Ternyata
team futsal dia masuk sampai babak final, dan minggu-minggu ini aku sering
ketemu dia. Bahkan senin kemarin aku sempat ngobrol banyak karena ketemu dia
dikantin kampus. Dan beberapa hari setelahnya, kita berjanjian untuk makan
siang bersama saat dia masih mengikuti kompetesi futsal di univeritasku.
Sedikit banyaknya aku tau tentang dia, bukan karena medsos tapi secara
langsung. Dari dia berbicara, dari cerita-cerita yang sempat ia ceritakan.
Seseorang yang menurut aku “One in an Billion”.
Beberapa
tahun kemudian…
Dikelas
perkuliahan baru. Kelas benar-benar diacak, sinta dan kinanti entah ada dikelas
mana sekarang. Dan lagi-lagi aku melihat seseorang yang awalnya aku pikir dia
seseorang itu mirip dengan reza. Sekilas dari wajahnya seperti mirip. Aku
sempat pula bercerita ke sinta dan sinta bilang wajahnya mirip dengan Reza. Tapi
“One in a billion” itu cuma untuk Reza. Iya Reza itu One in a Billion tapi
seseorang itu “One and Only” J .
0 komentar:
Posting Komentar